(IPA) BIDANG ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN LINGKUNGAN 2021
Pemanfaatan Jamur Limbah Tangkos Sawit (Volvariella volvacea) Sebagai Kaldu Bubuk
OLEH:
GRACHIA SILVIA MA'DIKA NISN 0085049002
CHACHA MEYLA SYAHARANI NISN 0076491300
TISA AMANDA NISN 0108990945
ABSTRAK
Grachia Silvia Ma'dika, Chacha Meyla Syaharani, dan Tisa Amanda. 2021. Pemanfaatan Jamur Limbah Tangkos Sawit (Volvariella volvacea) Sebagai Kaldu Bubuk
Penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkan jamur yang berada di lingkungan tempat tinggal peneliti. Limbah tangkos sawit yang meghasilkan jamur masih jarang dimanfaatkan masyarakat. Kaldu jamur dibuat karena lebih menyehatkan tambah bahan tambahan dan pengawet. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu, menjelaskan cara membuat kaldu jamur limbah tangkos sawit, menjelaskan tanggapan masyarakat terhadap kaldu jamur limbah tangkos sawit, dan menjelaskan perbedaan hasil kaldu jamur limbah tangkos sawit oven dan sangrai. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen dan deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan di SMP. Astra Makmur Jaya, PT Letawa, Provinsi Sulawesi Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei–Juni 2021. Sebanyak 300 gram jamur sawit menghasilkan kaldu jamur metode sangrai adalah 43 gram dan metode oven adalah 39 gram. Masyarakat lebih menyukai kaldu bubuk dengan metode sangrai dari segi rasa, aroma, dan warna. Perbedaan hasil kaldu jamur limbah tangkos sawit oven dan sangrai adalah pada kaldu sangrai rasa dan aroma jamurnya lebih terasa kuat. Warna kaldu oven lebih gelap daripada sangrai. Tekstur kaldu jamur oven lebih halus dan kering.
Kata kunci: Jamur sawit, tangkos, kaldu, dan limbah.
Hasil Penelitian
-Kaldu bubuk jamur tangkos sawit dapat dibuat dengan metode sangrai dan oven. Kaldu jamur yang dihasilkan dari 300 gram jamur sawit dengan metode sangrai adalah 43 gram dan metode oven adalah 39 gram.
-Perbedaan hasil kaldu jamur limbah tangkos sawit oven dan sangrai adalah pada kaldu sangrai rasa dan aromanya jamurnya lebih terasa lebih kuat. Warna kaldu oven lebih gelap daripada sangrai. Tekstur kaldu jamur oven lebih halus dan kering.
Pembahasan
Jamur adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil, sehingga bersifat heterotof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, sebagai mahluk heterotof jamur dapat bersifat parasite obligat, parasite fakultatif atau saprotif. Jamur bereproduksi secara aseksual yang akan menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan dengan cara seksual dengan zigospora, akospra dan basidiosfora. Jamur memiliki banyak jenis yaitu jamur enoki, jamur tiram, jamur kuping, dan jamur sawit. Dan pada kali ini kita akan membahas tentang jamur sawit. Jamur sawit adalah salah satu spesies jamur pangan, yang banyak dibudidayakan di Asia Timur dan Asia Tenggara. Jamur sawit juga dikenal dengan warm mushroom, mampu hidup pada suhu yang relatik tinggi antara 30-38° dengan suhu optimum pada 35°. Jamur juga bermanfaat terhadap kesehatan, karena mengandung mineral, kaya protein, dan rendah lemak. Jamur sawit banyak tumbuh di tandan kosong kelapa sawit.
Tandan kosong adalah limbah yang dihasilkan dari tandan buah segar (TBS). Tangkos memiliki kandungan unsur hara N,P,K dan Mg. Sulawesi Barat adalah salah satu provinsi yang menghasilkan limbah tangkos. Luas perkebunan kelapa sawit di Sulawesi Barat cukup luas, yaitu seluas 152.475 hektar. Sebagian besar tangkos dimanfaatkan sebagai pupuk kompos saja, karena tangkos memiliki kadar hara yang tinggi. Bukan hanya digunakan sebagai pupuk kompos, tangkos juga bisa menghasilkan jamur yang memiliki kandungan yang baik. Jamur jarang dimanfaatkan oleh masyarakat disekitar perkebunan. Masyarakat sekitar hanya mengambil jamur untuk ditumis atau dibuat bakwan. Jamur yang tumbuh setiap hari membuat jamur begitu melimpah di lingkungan perkebunan kelapa sawit. Maka dari itu peneliti membuat inovasi baru dengan menfaatkan jamur sawit sebagai kaldu bubuk. Kaldu bubuk adalah salah satu solusi praktis untuk mengolah berbagai masakan. Kaldu bubuk terbuat dari bahan alami seperti ayam, sapi, jamur, dan sayuran yang ditambahkan dengan bumbu dan rempah pilihan. Kaldu Jamur sangat aman untuk para Veganisme. Veganisme adalah sebuah filosofi dan gaya hidup mempraktikan kehidupan tanpa segala bentuk eksploitasi hewan, baik itu penolakkan untuk mengonsumsi hewan untuk makanan, pakaian, serta penolakan untuk uji pada hewan.
Kaldu bubuk ada yang diberi tambahan MSG dan ada juga secara alami atau tidak diberi tambahan MSG. MSG akan membuat rasa masakan menjadi gurih. Tetapi MSG memberi dampak negative dan kaldu bubuk tanpa MSG memberi sensasi rasa kaldu alami. Kaldu bubuk tanpa MSG dapat menjadi pilihan untuk yang ingin hidup sehat. Penelitian ini di mulai dengan mencari jamur di blok, dengan menggunakan dua cara yaitu oven dan sangrai. Menyiapkan alat dan bahan, mengupas jamur, mengupas wortel, mengupas bawang putih, mengupas bawang merah, dan bawang bombay. Mencuci jamur (jamur, wortel, seledri, bawang merah, bawang putih, bawang bombay) dan memotong semua bahan. Memasukan semua bahan kedalam blender, memasukkan kedalam teflon atau oven, memasukkan kedalam blender hingga menjadi serbuk, kaldu dioven dengan suhu 200°C selama 60 menit, kaldu sangrai disangrai selama 180 menit dengan api sedang, memasukkan kaldu bubuk kedalam wadah tertutup, dan kaldu siap digunakan.
Dari 300 gram jamur kami menghasilkan kaldu jamur yang dioven sebanyak 39 gram dan untuk kaldu jamur yang di sangrai hasilnya 43 gram. Kaldu jamur ini dapat bertahan 3–4 bulan, dalam wadah tertutup. Setelah kaldu jamur jadi peneliti melakukan uji organoleptic. Peneliti membagikan angket kepada responden sebanyak 50 yang terdiri dari, 10 guru, 20 siswa, dan 20 masyarakat. Hasilnya 44 responden menyukai rasa sangrai dan 17 responden menyukai rasa yang di oven, 31 responden menyukai aroma sangrai dan 26 responden menyukai aroma yang di oven, 38 responden menyukai tekstur sangrai dan 42 responden menyukai tekstur yang di oven, 42 responden menyukai warna yang di sangrai dan 34 responden yang menyukai warna yang di oven.
Data hasil di atas menunjukan lebih banyak yang menyukai kaldu jamur yang disangrai karena rasa kaldu jamur dalam metode sangrai lebih terasa jamurnya dari pada yang metode oven, aroma kaldu jamur dalam metode sangrai lebih berbau jamur, sedangkan aroma dalam metode oven bau jamurnya hilang karena jamur yang dioven membutuhkan waktu lama untuk jamurnya kering hal tersebutlah yang membuat aroma jamur yang di oven hilang, warna kaldu jamur pada metode sangrai lebih kelihatan coklat muda, sedangkan warna metode oven berwarna coklat tua karena kaldu yang dioven terlalu lama di atas api. Sedangkan tekstur pada kaldu jamur, lebih banyak yang menyukai metode oven karena tekstur kaldu jamurnya lebih lembut dan kering. Sebanyak 13 responden suka rasa kaldu jamur oven dan sangrai, 2 responden tidak suka keduanya. Sebanyak 20 responden suka aroma kaldu jamur oven dan sangrai, 13 responden tidak suka keduanya. Sebanyak 32 responden suka telstur kaldu jamur oven dan sangrai, 3 responden tidak suka keduanya. Sebanyak 30 responden suka warna kaldu jamur oven dan sangrai, 3 responden tidak suka keduanya.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:
-Kaldu bubuk jamur tangkos sawit dapat dibuat dengan metode sangrai dan oven. Kaldu jamur yang dihasilkan dari 300 gram jamur sawit dengan metode sangrai adalah 43 gram dan metode oven adalah 39 gram.
-Perbedaan hasil kaldu jamur limbah tangkos sawit oven dan sangrai adalah pada kaldu sangrai rasa dan aromanya jamurnya lebih terasa lebih kuat. Warna kaldu oven lebih gelap daripada sangrai. Tekstur kaldu jamur oven lebih halus dan kering.
-Tanggapan masyarakat dengan melalukan uji organoleptik terhadap kaldu jamur limbah tangkos sawit dengan memberikan angket kepada 50 responden hasilnya responden lebih menyukai rasa, aroma, dan warna kaldu yang dibuat dengan metode sangrai. Sedangkan teksturnya responden lebih menyukai kaldu oven.
Penulis : TIM OPSI IPA
Editor : Dwi Dara Septi Putriani
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
E-Perpusda Sulawesi Barat
Media sosial sangat mengasikkan. Ia bisa kita jadikan sebagai hiburan tanpa rasa bosan. Namun, akan lebih baik jika kita memanfaatkan untuk hal yang menambah wawasan, seperti memb
Kuda Tenang
Dalam lukisan ini saya menyajikan kepala kuda. Mengapa saya lebih memilih kuda daripada hewan lain yang ada di sekitar saya? Karena menurut saya kuda memiliki keunikan, yaitu struktur a
(IPA) KARYA TULIS ILMIAH BIDANG ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN LINGKUNGAN 2018
PEMANFAATAN KULIT BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus)SEBAGAI BAHAN UTAMA SELAIAgnes Monica, Dewi Utari, Naimatun NadifaABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui cara pembuatan s
(IPS) KARYA TULIS ILMIAH BIDANG ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KEMANUSIAAN, DAN SENI
GREEN AGENT SEKOLAH SEBAGAI ORGANISASI PENGHIJAUAN OLEH: Jansen Hendrikven Wulo, Desi Lempan Saratu, Nesha Mutmainnah GREEN AGENT SEKOLAH SEBAGAI ORGANISASI P
Hiasan Dinding Cangkang Telur
Saya membuat karya kerajinan tangan kreatif dari limbah hewan berupa hiasan dinding yang berbahan utama cangkang telur ayam dan kardus bekas. Daripada limbah cangkang telur ayam dibuang
(IPTR) KARYA TULIS ILMIAH BIDANG ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN LINGKUNGAN 2019
KARYA TULIS ILMIAH BIDANG PENGETAHUAN TEKNIK DAN REKAYASA ALAT PRAKTIS PEMBUKA DURIAN OLEH: Bella Viska, Nurashikin, dan Dian Oktaviani &nbs